Pengalaman perempuan bukan hanya tentang hidup yang mereka alami dan rasakan tetapi juga tentang kehidupan yang mereka diami.
Mengutip Katryn Anderson dan Dana C.Jack, Urvashi Butalia mengakui bahwa seorang perempuan yang bercerita tentang kehidupannya mungkin sering menggunakan dua perspektif terpisah dan bahkan kadang bertentangan: yang satu dibingkai dalam berbagai konsep dan nilai yang mencerminkan posisi dominan laki-laki dalam budaya, dan satunya lagi diilhami oleh kenyataan-kenyataan yang lebih langsung dalam pengalaman personal seorang perempuan.
Ketika pengalaman tidak “cocok” dengan arti-arti yang dominan, konsep-konsep alternatif mungkin tidak langsung tersedia. Maka, meskipun tidak dikehendaki, perempuan sering membungkam pikiran dan perasaannya sendiri ketika berusaha memaparkan kehidupannya dalam kaitan dengan konsep dan konvensi yang berlaku dan sudah terbiasakan, serta dapat diterima oleh publik.
Oleh karena itu, untuk menyimak perspektif perempuan secermat-cermatnya, kita harus berlatih mendengarkan dengan stereo, menerima channel yang dominan maupun channel yang dilirihkan atau disenyapkan secara jelas, dan menyetelnya secara hati-hati untuk memahami hubungan antara kedua channel itu.