Kampung Literasi Perdamaian di Poso

0
2168
Perpustakaan keliling di Desa Dulumai. Foto: Dok.Mosintuwu/Sue

Pagi itu, kotak-kotak kardus yang baru saja diturunkan dari mobil menjadi pusat perhatian puluhan anak-anak di halaman kantor Desa Trimulya. Mereka bergerombol ingin tahu isinya. Di bagian luar kardus tertulis “kotak ajaib”. Cici, koordinator Project Sophia, menanggapi antusiasme anak-anak dengan senyum lebar sambil sesekali mengatakan “sabar ya, adik-adik, nanti kita buka kotaknya bersama-sama”

Tidak menunggu lama setelah beberapa ungkapan selamat dari Kepala Desa, kotak ajaib dibuka. Terdapat beragam buku cerita bergambar, permainan anak, buku tulis, buku menggambar dan alat tulis keluar dari 3 kotak kardus. Hari itu menjadi hari pertama bagi puluhan anak-anak berusia 4 – 12 tahun melihat tumpukan buku bergambar menarik dan beberapa permainan anak. “Kita coba yang itu nanti ya?” bisik seorang anak pada temannya sambil menunjuk kotak bertuliskan permainan puzzle.

“Ini adalah bahan-bahan yang diharapkan bisa memberikan kesempatan pada anak-anak di Desa Trimulya bisa berkreativitas dan mengembangkan aktivitas” demikian Cici menjelaskan. Nampak hadir aparatur pemerintah desa, para tokoh masyarakat dan anggota sekolah perempuan Mosintuwu bersama dengan puluhan anak-anak dalam pertemuan launching program kampung literasi di Desa Trimulya.

Baca Juga :  Tiga Generasi Musisi Poso

“Sebagai desa yang seringkali terlupakan dalam berbagai program, dan sebagai desa yang kemampuan literasinya masih sangat kurang, kehadiran kampung literasi ini menjadi sebuah harapan bagi desa” sambut Kepala Desa Trimulya. “Ini menjadi awal bagi desa kita untuk menciptakan generasi di desa yang lebih cerdas, bukan hanya membaca dan menulis tapi juga menghadapi persoalan hidup” .

Desa Trimulya adalah satu dari 6 desa di Kabupaten Poso yang dikoordinir Institut Mosintuwu mengembangkan program Project Sophia dalam bentuk kampung literasi. Terdapat Desa Tegalrejo, Desa Kilo, Desa Bancea, Desa Panjo, Desa Ratoumbu dan Desa Dulumai yang juga membuka gerakan kampung literasi di Kabupaten Poso.

Mengambil metode literasi yang sudah dikembangkan di Project Sophia sejak tahun 2010, program kampung literasi dikembangkan dengan menjangkau lebih banyak kelompok masyarakat. Gerakan kampung literasi yang merupakan kerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bidang pendidikan kemasyarakatan ini, menempatkan literasi melampaui kemampuan menulis dan membaca. Dalam konteks di Kabupaten Poso, Project Sophia Institut Mosintuwu secara khusus mengembangkan metode literasi perdamaian.

Baca Juga :  Moende, Tarian Tradisional Poso Mengingat Leluhur

Lian Gogali, inisiator Project Sophia Institut Mosintuwu, dalam pesannya di persiapan pembukaan kampung literasi, mengatakan “ Literasi perdamaian menempatkan setiap aktivitas sehari-hari menjadi ruang untuk membangun perdamaian. Buku menjadi salah satu modal awal. Melalui buku, kita akan menjembatani komunikasi antar anak-anak lintas agama karena mereka dipertemukan dalam aktivitas melalui buku. Melalui buku, membuka dialog antar masyarakat tentang ide-ide baru yang bisa dikembangkan baik ekonomi, maupun kebudayaan atau bahkan politik”

Kampung literasi perdamaian di desa-desa di Poso bekerjasama dengan anggota sekolah perempuan khususnya tim pembaharu desa bidang pemerhati anak. Selain 10 desa yang sudah mengawali kampung literasi perdamaian bersama anak-anak, direncanakan tahun 2018, kampung literasi akan dikembangkan di 10 desa lainnya di Kabupaten Poso.

Tinggalkan Balasan

Silahkan berkomentar
Mohon masukkan nama anda