Putusnya Jalur Ruaya Masapi di Danau Poso Menghilangkan Sumber Nutrisi Warga

0
1529
3 jenis sidat Danau Poso : Anguilla marmorata, Anguilla bicolor, Anguilla celebensensis. Foto : Dok.Mosintuwu / Kurniawan Bandjolu

Dalam diskusi bersama sejumlah mahasiswa yang diunggah akun youtube Gita Wirjawan tanggal 4 Januari 2023 lalu, filsuf dan intelektual publik Rocky Gerung menceritakan apa yang dilihatnya dalam perjalanan ke Danau Poso 14 November 2021. Di acara itu, Rocky mendapat pertanyaan dari seorang mahasiswa bernama Satrio, bagaimana peranan generasi muda dan pemerintah agar sejalan dalam mempraktekkan enviromental ethic. Rocky memulai penjelasannya dengan mengatakan, pohon adalah mahluk non human, tetapi kita harus menghargai pohon bukan karena kita memeliharanya, tetapi karena pohon itu punya eksistensinya sendiri.

“Alam menulis hukumnya sendiri” lanjut mantan dosen di Universitas Indonesia itu. “Pohon adalah aliran sungai. Memotong pohon adalah memotong sungai”katanya setelah menjelaskan bahwa air yang mengalir ke laut adalah sisa dari air yang diserap pohon. Penjelasan soal sungai ini kemudian membawa sosok kritis ini ke isu Danau Poso. Dia menyebutnya Danau Tentena.

“Kita-kira sebulan lalu saya datang ke Poso. Diundang oleh masyarakat pemelihara lingkungan disitu untuk lihat danau Tentena. Di danau itu ada ikan yang jadi sumber protein dari masyarakat” katanya mengenai Masapi.

Sayangnya, sekarang perjalanan ekologis Masapi terhalang karena diantara Danau Poso dan muara sungai di Kelurahan Bonesompe kecamatan Poso Kota berdiri bendungan PLTA. Dia mengkritik logika yang sering dipakai untuk membenarkan pembangunan bendungan besar di Sungai Poso demi pembangkit listrik skala raksasa. Pengusaha dengan dukungan penguasa membangun narasi listrik yang dihasilkan PLTA untuk kesejahteraan masyarakat sekitar.

” Iya, dia sekarang ada listrik tapi dia kehilangan protein karena anak ikan itu tidak bisa menerobos bendungan mikro power itu”jelas Rocky dengan mimik khasnya mengenai dampak hilangnya masapi. Dia khawatir generasi mendatang di kabupaten Poso kekurangan protein sehingga mengganggu kecerdasannya.

Baca Juga :  Kerusakan Ekosistem dan Harga Mahal yang Dibayar Generasi Masa Depan
Bendungan PLTA di Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kab.Poso ( 23 Juni 2019 ) Foto : Dok.Mosintuwu/RayRarea

Lalu siapa yang diuntungkan dari proyek PLTA ini?

“Kalau kita bongkar, listrik (untuk masyarakat itu) cuma sekitar 8 ribu watt atau 80 ribu watt. Kenapa dia bikin mikro power melampaui 80 ribu watt? Mungkin 2 megawatt disitu. Artinya kelebihan 1,2 megawatt itu disuplai untuk smelter dia tuh. Jadi itu yang musti kita bongkar bahwa political economy mengajarkan untuk curiga pada aspek politik dibalik argumen ekonomi”jelasnya mengenai alasan sebenarnya eksploitasi sungai dan Danau Poso.

Analisis tentang siapa yang paling diuntungkan dari pembangunan PLTA Poso sebelumnya juga dilontarkan oleh intelektual publik lainnya, Arianto Sangadji. Dalam wawancara dengan redaksi mosintuwu.com tahun 2022 lalu dia mengatakan, pihak yang paling diuntungkan dari pembangunan PLTA Poso adalah perusahaan milik keluarga Jusuf Kalla.

Mengenai pernyataan Rocky Gerung bahwa sebagian besar energi listrik yang dihasilkan pembangkit listrik mikro power di Sungai Poso digunakan untuk smelter pemiliknya juga ada benarnya. Bukaka Teknik Utama yang merupakan Induk PT Poso Energi yang mengoperasikan PLTA Poso, membangun smelter di Palopo lewat PT. Bukaka Mandiri Sejahtera (BMS). Perusahaan ini mengoperasikan smelter feronikel yang berkapasitas 33.000 ton per tahun dan smelter nikel sulfat yang berkapasitas 34.000 ton per tahun. Yang pertama diharapkan beroperasi tahun 2023 dan yang kedua tahun depan. Link informasinya Website Bukaka :  Bukaka buka investasi PLTA ;   Smelter Kalla manfaatkan Danau Poso

2 PLTA milik perusahaan keluarga Jusuf Kalla, baik PLTA Poso I berkapasitas 120 MW maupun PLTA Poso II berpakasitas 190 MW dibangun berdekatan di Sungai Poso sejak tahun 2005 silam. Pembangunan bendungan proyek yang menelan investasi hingga 820,1 juta dolar ini menyebabkan siklus Danau Poso tidak lagi normal. Sebanyak 266 hektar lahan sawah, kebun dan penggembalaan warga terendam sejak tahun 2020.

Baca Juga :  Diplomasi Budaya Anak Muda Poso

Nutrisi Masapi

Sidat atau Masapi kaya protein, bahkan mencapai 18,09 persen (Wijayanti dan Susilo 2018). Ikan sidat juga dikenal mengandung protein albumin yang dapat menyembuhkan luka terbuka. Juga mengandung 17,5% protein yang terdiri dari myofibril, sarkoplasma dan stroma. Protein sarkoplasma terdiri dari albumin, mioalbumin, globulin-X, mioprotein, dan miostromin (Haq et al. 2018).

Glass Eels , anak sidat yang ditemukan di muara sungai Poso. Foto : Dok.Mosintuwu/Kurniawan Bandjolu

Dikutip dari jurnal berjudul Karakteristik Protein dan Struktur Jaringan Serta Steroid Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) berdasakan Lokasi Daging Berbeda terbitan journal.ipb.ac.id volume 25 nomor 1 yang ditulis  Mala Nurilmala , Agoes Mardiono Jacoeb, Yanti Sinaga, Agus Oman Sudrajat, Tatag Budiardi, Ronny Irawan Wahju, Mohammad Mukhlis Kamal, Ridwan Affandi, Rizsa Mustika Pertiwi, disebutkan Sidat di bagian tubuh meliputi kepala, daging, dan ekor yang diperoleh memiliki kandungan protein yang berbeda.

Kadar protein ikan sidat pada bagian kepala, daging, dan ekor masing-masing diperoleh hasil 16,07%, 18,09%, dan 17,15% (Wijayanti dan Susilo 2018). Aulia (2019) menyatakan bahwa komposisi protein larut air dan garam pada bagian daging depan, tengah, dan belakang ikan lencam diperoleh berbeda.

Ikan sidat sangat digemari oleh banyak negara, salah satunya Jepang yang lebih suka mengkonsumsi dagingSidat karena pada daging merupakan sumber kolagen. Itu sebab harganya jauh lebih mahal dibanding ikan lainnya. Di Tentena, harga per kilogram daging Sidat mencapai 90-100 ribu rupiah.

Fungsi Protein untuk Manusia

Dikutip dari alodokter.com, protein punya fungsi sama dengan karbohidrat dan lemak. Dia merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar. Ketika kita mengonsumsi protein, sistem pencernaan akan memecahnya jadi asam amino yang dibutuhkan hampir di seluruh bagian tubuh. Sebagian asam amino dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, namun sebagian lain hanya bisa didapatkan dari makanan.

Baca Juga :  Menjiwai Kedaulatan di Maskot Festival Mosintuwu

Jadi setidaknya ada 5 fungsi protein untuk hidup sehari-hari. Pertama, menjadi sumber energi. Kedua membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Ketiga membentuk antibodi. Keempat, memicu reaksi biokimia. Kelima, mengirim sinyal ke tubuh, jadi selain enzim, protein juga dapat berbentuk hormon yang bertugas mengirimkan sinyal dan mengatur proses biologis antara sel, jaringan, dan organ. Contohnya adalah hormon insulin yang mengirim sinyal dan mengatur proses masuknya gula ke dalam sel tubuh.

Fredi Kalengke memperbaiki bambu di Waya Masapi miliknya. Fredi adalah salah satu pemilik yang masih mempertahankan Waya Masapi di Sungai Poso yang saat ini sedang di keruk untuk kepentingan PLTA Poso . Foto : Dok. Kurniawan Bandjolu

Tidak semua warga di tepian Danau Poso menjadikan Masapi sebagai sumber utama proteinnya. Namun jika satu sumber protein ini hilang, akan semakin membebani biaya untuk memenuhinya dari sumber lain. Padahal kita tahu angka kemiskinan di kabupaten Poso masih cukup tinggi. Sebagian diantaranya justru mendiami desa-desa di pinggir Danau Poso.

Hasil Susenas kabupaten Poso tahun 2022 menunjukkan, ada 40,780 jiwa penduduknya yang masuk kategori miskin, itu setara dengan 15,18 persen dari total penduduk. Data BPS tahun 2020 menunjukkan, 54,21 persen masyarakat miskin di Poso adalah petani yang 60,44 persen pengeluarannya untuk kebutuhan makanan. Riset litbang kompas yang dipublikasikan tahun 2022 menunjukkan, ada 57 persen penduduk Sulawesi Tengah yang tidak mampu menjangkau kebutuhan pangan gizi berimbang (menurut Angka Kebutuhan Gizi). Jika menggunakan standar  pengukuran versi Healthy Diet Basket versi Food and Agriculture Organization (FAO) angka ini semakin tinggi, mencapai 68 persen.

Berkaca dari data-data ini, bisa dikatakan, kemampuan sebagian besar masyarakat Poso memenuhi kebutuhan proteinnya sangat kecil. Jadi, hilangnya Masapi membuat kemampuan mencukupi protein masyarakat, terutama generasi akan dat ang akan semakin berat.

Tinggalkan Balasan

Silahkan berkomentar
Mohon masukkan nama anda