Buku : Merajut Masa Depan Anak

0
1710

Kami tidak percaya bahwa minat anak untuk membaca sedikit atau berkurang. Coba berikan mereka buku lalu keajaiban yang dapat mengubah hidup mereka akan terjadi. Hal ini menjadi keyakinan di Project Sophia, perpustakaan keliling yang dibangun khusus untuk anak-anak di Kabupaten Poso.

Sebut saja, Komang, 17 tahun, anak autis  dari Desa Leboni. Kunjungan kotak ajaib, sebutan untuk kotak-kotak buku yang dibawa oleh Project Sophia, menjadi satu-satunya tempat Komang menemukan dan mengekspresikan. Seringkali dianggap sebelah mata karena keistimewaan yang dimilikinya, Komang menemukan tempat dan teman bermain di Project Sophia sejak kunjungan pertama.

Komang sudah lama tidak bersekolah karena kedua orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya. Komang juga jarang memiliki teman bermain karena keistimewaannya, sebaliknya seringkali mendapatkan pandangan kasihan atau melecehkan dirinya. Akhirnya, Komang tidak punya cara lain untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuannya yang unik. Project Sophia, perpustakaan keliling satu-satunya yang memberikan akses untuknya membaca dan bermain bersama lebih banyak teman-teman sekampungnya. Bagi teman-temannya, Komang ternyata adalah anak yang asyik diajak bermain. Bagi Komang, teman-temannya tidak lagi bersikap dirinya aneh. Mereka berbaur bersama, di Project Sophia.

Buku-buku di Project Sophia bukan hanya memberikan akses bermain dan bersahabat, seperti yang Komang rasakan, atau seperti banyak anak-anak dari berbagai latar belakang agama lainnya bertemu pertama kalinya pasca konflik Poso di Project Sophia. Perpustakaan khusus untuk anak-anak ini mengunjungi desa-desa sebanyak empat kali dalam satu desa untuk memberikan ruang pengetahuan alternative yang selama ini tidak dimiliki anak-anak di tempat lain.

Sandi, 10 tahun, awalnya tidak lancar membaca dibandingkan teman-teman seusianya. Orangtua Sandi tidak punya waktu untuk mengajarkan Sandi membaca karena sibuk bekerja. Setiap hari sepulang sekolah, Sandi menghabiskan waktu dengan orang tuanya untuk berkebun. Kedatangan kotak ajaib di desanya, Desa Uranosari, mengubah kehidupan Sandi. Ajakan teman-temannya untuk ikut membaca di Project Sophia bikin Sandi belajar membaca dan selalu ingin membaca, dan baca lagi. Orang tua Sandi bangga dan memberikan waktu Sandi untuk bermain dan membaca di Project Sophia. Sekarang Sandi sudah lancar membaca, bahkan menjadi anggota tim Kotak Ajaib yang mengajak lebih banyak teman-temannya yang tidak lancar membaca ikut membaca di Perpustakaan.

Baca Juga :  Dibalik Film Terendam Listrik : Memendam Amarah, Merangkai Fakta

Saat ini, Project Sophia sudah mengelilingi 35 desa di Kabupaten Poso. Bukan hanya memberikan akses bagi buku, sebelum aktivitas di Project Sophia, terdapat aktivitas bermain bersama yang mengakrabkan anak-anak dan ketrampilan khusus membuat origami. Setelah bermain dan melatih ketrampilan dengan membuat berbagai jenis origami, anak-anak menyerbu deretan buku-buku yang sudah dipajang. Beberapa anak tidak hanya membaca satu buku, dua hingga tiga buku dipegang sekaligus “mau baca semua” kata Dini, salah satu anak di Desa Peura. Interaksi antar anak tidak hanya terbangun saat bermain tetapi juga saat membaca. Dini, yang membawa adiknya yang tidak terlalu lancar membaca, penuh kesabaran membacakan cerita buat adiknya. Segerombolan anak perempuan dan laki-laki nampak membaca bersama satu buku jika buku-buku yang dibawa tidak cukup. Seru. Tidak ada kata bosan, sebaliknya setiap saat anak-anak merindukan untuk dikunjungi kotak ajaib. Mereka yang bergabung dalam aktivitas berbagi buku dipercayai seperti pemintal yang merajut kain menjadi benang untuk menjadi pembungkus tubuh.

Selalu ada ribuan alasan mengapa membaca bagi anak-anak adalah membangun mimpi mereka tentang masa depan, membuka cakrawala baru tentang kehidupan yang mereka tidak ketahui, membiarkan imajinasi mereka tentang diri mereka di masa depan setapak demi setapak terbangun. Sekali lagi, kami percaya, meyakini, buku adalah jendela kebijaksanaan, pintu untuk imajinasi kehidupan yang lebih baik.

Baca Juga :  Perempuan, Mereka yang Ciptakan Lapangan Kerja

Kami tidak percaya bahwa minat anak untuk membaca sedikit atau berkurang. Coba berikan mereka buku lalu keajaiban yang dapat mengubah hidup mereka akan terjadi. Hal ini menjadi keyakinan di Project Sophia, perpustakaan keliling yang dibangun khusus untuk anak-anak di Kabupaten Poso.

Sebut saja, Komang, 17 tahun, anak autis  dari Desa Leboni. Kunjungan kotak ajaib, sebutan untuk kotak-kotak buku yang dibawa oleh Project Sophia, menjadi satu-satunya tempat Komang menemukan dan mengekspresikan. Seringkali dianggap sebelah mata karena keistimewaan yang dimilikinya, Komang menemukan tempat dan teman bermain di Project Sophia sejak kunjungan pertama.

Komang sudah lama tidak bersekolah karena kedua orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya. Komang juga jarang memiliki teman bermain karena keistimewaannya, sebaliknya seringkali mendapatkan pandangan kasihan atau melecehkan dirinya. Akhirnya, Komang tidak punya cara lain untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuannya yang unik. Project Sophia, perpustakaan keliling satu-satunya yang memberikan akses untuknya membaca dan bermain bersama lebih banyak teman-teman sekampungnya. Bagi teman-temannya, Komang ternyata adalah anak yang asyik diajak bermain. Bagi Komang, teman-temannya tidak lagi bersikap dirinya aneh. Mereka berbaur bersama, di Project Sophia.

Buku-buku di Project Sophia bukan hanya memberikan akses bermain dan bersahabat, seperti yang Komang rasakan, atau seperti banyak anak-anak dari berbagai latar belakang agama lainnya bertemu pertama kalinya pasca konflik Poso di Project Sophia. Perpustakaan khusus untuk anak-anak ini mengunjungi desa-desa sebanyak empat kali dalam satu desa untuk memberikan ruang pengetahuan alternative yang selama ini tidak dimiliki anak-anak di tempat lain.

Sandi, 10 tahun, awalnya tidak lancar membaca dibandingkan teman-teman seusianya. Orangtua Sandi tidak punya waktu untuk mengajarkan Sandi membaca karena sibuk bekerja. Setiap hari sepulang sekolah, Sandi menghabiskan waktu dengan orang tuanya untuk berkebun. Kedatangan kotak ajaib di desanya, Desa Uranosari, mengubah kehidupan Sandi. Ajakan teman-temannya untuk ikut membaca di Project Sophia bikin Sandi belajar membaca dan selalu ingin membaca, dan baca lagi. Orang tua Sandi bangga dan memberikan waktu Sandi untuk bermain dan membaca di Project Sophia. Sekarang Sandi sudah lancar membaca, bahkan menjadi anggota tim Kotak Ajaib yang mengajak lebih banyak teman-temannya yang tidak lancar membaca ikut membaca di Perpustakaan.

Baca Juga :  Molanggo di Poso : Tradisi Tidak Tidur untuk Solidaritas

Saat ini, Project Sophia sudah mengelilingi 35 desa di Kabupaten Poso. Bukan hanya memberikan akses bagi buku, sebelum aktivitas di Project Sophia, terdapat aktivitas bermain bersama yang mengakrabkan anak-anak dan ketrampilan khusus membuat origami. Setelah bermain dan melatih ketrampilan dengan membuat berbagai jenis origami, anak-anak menyerbu deretan buku-buku yang sudah dipajang. Beberapa anak tidak hanya membaca satu buku, dua hingga tiga buku dipegang sekaligus “mau baca semua” kata Dini, salah satu anak di Desa Peura.  Interaksi antar anak tidak hanya terbangun saat bermain tetapi juga saat membaca. Dini, yang membawa adiknya yang tidak terlalu lancar membaca, penuh kesabaran membacakan cerita buat adiknya. Segerombolan anak perempuan dan laki-laki nampak membaca bersama satu buku jika buku-buku yang dibawa tidak cukup. Seru. Tidak ada kata bosan, sebaliknya setiap saat anak-anak merindukan untuk dikunjungi kotak ajaib. Mereka yang bergabung dalam aktivitas berbagi buku dipercayai seperti pemintal yang merajut kain menjadi benang untuk menjadi pembungkus tubuh.

Selalu ada ribuan alasan mengapa membaca bagi anak-anak adalah membangun mimpi mereka tentang masa depan, membuka cakrawala baru tentang kehidupan yang mereka tidak ketahui, membiarkan imajinasi mereka tentang diri mereka di masa depan setapak demi setapak terbangun. Sekali lagi, kami percaya, meyakini, buku adalah jendela kebijaksanaan, pintu untuk imajinasi kehidupan yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Silahkan berkomentar
Mohon masukkan nama anda