32.5 C
Poso, ID
Jumat, 20 Desember 2024

Institut  MOSINTUWU adalah perkumpulan orang-orang yang bekerja untuk upaya perdamaian dan keadilan pada saat konflik dan pasca konflik di wilayah Kabupaten Poso dan sekitarnya. Institut MOSINTUWU  berdiri atas keprihatinan atas peristiwa kekerasan yang mengatasnamakan agama, dan adanya kepentingan ekonomi  politik dibalik konflik kekerasan yang berakhir pada pengelolaan sumber daya alam yang tidak berpihak kepada masyarakat miskin dan marginal. Saat ini Mosintuwu beranggotakan pihak-pihak dari berbagai latarbelakang suku dan agama yang ada di Kabupaten Poso. Nama  MOSINTUWU  diambil dari bahasa Pamona (salah satu suku di Poso) yang berarti Bekerja Bersama-sama. Penambahan kata Institut di depan kata MOSINTUWU menggambarkan semangat MOSINTUWU sebagai ruang kritis dalam menanggapi fenomena sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan di Kabupaten Poso, sekaligus menggambarkan basis dasar pergerakan MOSINTUWU adalah kajian kritis (melalui penelitian) yang direspon dengan mengembangkan berbagai bentuk program. MOSINTUWU saat ini beralamat di Tentena, namun memiliki cita-cita untuk dapat menjangkau beberapa wilayah lainnya di Sulawesi Tengah, terutama Kabupaten Poso, Kabupaten Morowali, dan Kabupaten Tojo Una-una.

Visi perjuangan Institut MOSINTUWU adalah pencapaian kedaulatan rakyat di wilayah pasca konflik atas hak ekonomi,sosial,budaya dan hak sipil politik, khususnya dalam konteks masyarakat pasca konflik.

Misi Institut Mosintuwu adalah: menggali, memperkuat, mengembangkan wacana kedaulatan rakyat atas hak EKOSOB dan hak SIPOL dalam konteks masyarakat pasca konflik, melalui perempuan dan anak.

Dalam rangka mencapai visi dan misi, program-program utama MOSINTUWU bergerak di bidang Pembangunan Perdamaian (Peace building), gerakan pluralisme/interfaith, kebudayaan, hak-hak ekonomi, sosial, budaya (EKOSOB) dan hak sipil dan politik (SIPOL). Perempuan dan anak-anak adalah sasaran utama dari program-program Institut MOSINTUWU. Perkembangan kegiatan MOSINTUWU dapat dilihat melalui website: www.mosintuwu.com

Beberapa strategi untuk menjalankan visi dan misi tersebut di atas dikerjakan dengan cara:

  1. Meningkatkan kapasitas staff untuk menjalankan mandat organisasi.
  2. Melakukan kajian kritis atas konteks ekonomi, sosial, budaya dan sipil politik dalam masyarakat pasca konflik, peacebuilding, gerakan pluralisme dan budaya.
  3. Mendorong dan meningkatkan kesadaran (bersama-sama dengan) rakyat untuk mencapai kedaulatan atas hak EKOSOB dan SIPOL, peacebuilding, gerakan pluralisme dan budaya.
  4. Melakukan pendampingan masyarakat pasca konflik dalam mendapatkan hak atas EKOSOB dan SIPIL , peacebuilding, gerakan pluralisme dan budaya (termasuk di dalamnya belajar bersama dengan masyarakat dalam proses tersebut)

Program

Program-program yang dikembangkan oleh Institut MOSINTUWU, dalam rangka mencapai visi misi adalah:

A. Bidang Pendidikan

1. Sekolah Perempuan MOSINTUWU

Sekolah Perempuan MOSINTUWU adalah sekolah alternative untuk perempuan khususnya masyarakat akar rumput yang dilaksanakan selama satu tahun. Anggota Sekolah Perempuan dikumpulkan dari berbagai desa, dari berbagai agama dan suku. Di Sekolah Perempuan Mosintuwu, perempuan belajar  9 kurikulum, yaitu: 1). Agama, Toleransi dan Perdamaian, 2). Gender , 3). Perempuan dan Budaya Poso, 4). Kesehatan Seksual dan Hak Reproduksi, 5). Perempuan dan Politik,       6). Ketrampilan Berbicara dan Bernalar, 7). Hak Layanan Masyarakat, 7). Hak Ekonomi, Sosial, budaya dan sipil politik, 8). Ekonomi Komunitas.  Metode yang dikembangkan di sekolah perempuan Mosintuwu adalah : diskusi kelompok, ceramah, kunjungan lapangan, permainan, bermain teater, menonton film / diskusi film, membuat film pendek, menyanyi dan menari, debat.

2. Sekolah Pembaharu

Yaitu sekolah informal untuk perempuan menjadi pemimpin di dalam komunitas . Sekolah pembaharu belajar bersama topik-topik : kepemimpinan perempuan, ketrampilan berbicara dan bernalar, Analisis Sosial, RPJMDes ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ), APBDes ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ), Politik dan Pemilu/Pileg/Pilkada. Di sekolah pembaharu, perempuan diharapkan dapat menjadi pemimpin komunitas yang adil dan damai.

3. Sekolah Lintas Iman,

Yaitu ruang dialog antar tokoh agama di Kabupaten Poso melalui sharing pengetahuan dan pengalaman teologi dalam komunitas sehingga dapat bergandengan tangan membangun Poso . Peserta Sekolah Lintas Iman adalah para tokoh-tokoh agama dari desa-desa yang diharapkan dapat mempengaruhi komunitas jemaah / jemaatnya dalam membangun kehidupan di Kabupaten Poso yang damai dan adil.

4. Sekolah Generasi Damai
Perempuan bersuara, bergerak dan memimpin, sebuah gerakan yang dibangun oleh anggota Sekolah Perempuan Mosintuwu. Foto : Dok. Mosintuwu

Yaitu sekolah informal yang membangun pendidikan kritis, kreatif bersama dengan anak-anak muda di desa . Sekolah Generasi Damai mengajak peserta anak muda untuk belajar bersama 12 nilai-nilai karakter perdamaian dan keadilan , sehingga bisa menjadi generasi damai di Kabupaten Poso yang ikut berpartisipasi membangun kehidupan damai dan adil .